Go back to view gallery

Protokol

Tas Medis (Sumatra, Indonesia)

Terkadang orangutan perlu ‘diselamatkan’ dari area perkebunan, desa, pertanian, dan kebun buah-buahan, serta dari wilayah hutan yang terdegradasi. Upaya rescue atau penyelamatan juga perlu dilakukan pada situasi yang mengancam keselamatan dan kesejahteraan orangutan. Pada dasarnya, ‘evakuasi’ orangutan menjadi pilihan terakhir dan upaya ini mesti dilakukan oleh tim rescue yang sudah terlatih serta memiliki keterampilan luar biasa yang didukung dengan fisik kuat, kelincahan, dan pemahaman yang mumpuni tentang perilaku hewan dan efek farmakologis (efek samping pemberian obat-obatan). Dokter hewan berperan penting dalam prosedur ini, terutama dalam memutuskan apakah akan melakukan translokasi atau merehabilitasi orangutan. Dari sekian banyak hal yang mungkin dibutuhkan oleh dokter hewan dan timnya selama proses evakuasi, tas medis adalah perlengkapan paling berharga dan terpenting. Tas medis diperlukan selama prosedur penyelamatan, terutama di tahap awal mempersiapkan obat bius untuk orangutan, pada saat pemeriksaan kesehatan, juga ketika memastikan bahwa orangutan yang telah diselamatkan aman dan siap melakukan perjalanan jauh. Di sini, kita dapat melihat beberapa anggota Unit Respons Konflik Manusia-Orangutan dari Pusat Informasi Orangutan bekerja dengan menggunakan tas medis. Tas satu ini sering mengingatkan mereka pada tokoh kartun kucing robot populer bernama Doraemon yang memiliki kantong ajaib berisi berbagai gawai atau perangkat elektronik darurat.

Baca kutipan dari buku resmi panduan penyelamatan orangutan liar.

Pembiusan

4. Pembiusan

Apabila posisi orang-utan sudah terlihat dan terblokir maka team rescue penembak harus dengan cepat bisa memperkirakan berapa berat orangutannya untuk cepat menyiapkan berapa dosis obat bius yang disiapkan ke dalam spuit bius. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pembiusan:

a. Perkirakan berapa berat badan orang-utan

b. Hitung berapa dosis obat bius yang harus disiapkan (harus ada acara-cara penghitungan/memperkirakan)

c. Langsung siapkan dua spuit bius dalam dua dosis untuk antisipasi tembakan pertama apabila tidak mengenai sasaran.

d. Pastikan jarum bius tidak tersumbat lubangnya, sudah terpasang dengan kencang dan tertutup dengan karet silknya.

e. Pastikan udara udara konektor sudah terisi dengan kencang dan tidak bocor.

f. Masukkan spuit bius yang sudah siap tembak ke senapan bius dan pastikan penutup belakangnya sudah rapat.

g. Pastikan senjata bius dalam keadaan terkunci baru dilakukan pemompaan tekanan kedalam senjata.

h. Perkirakan berapa jauh jarak orangutan untuk menentukan berapa tekanan bar senjata.

i. Cari posisi yang enak dan aman untuk menembak.

j. Cari sasaran yang tepat dan aman, usahakan daerah paha, paling tidak bagian punggung/belakang orangutan.

k. Jangan pernah menembak dari bagian depan orangutan/berhadapan, resikonya terlalu besar mengenai muka, alat kelamin, atau perut orangutan.

l. Bila perkiraan posisi dan sasaran sudah pasti, baru buka kunci senapan dan tembakan.

m. Setelah tembakan mengenai sasaran maka lihat pastikan obat sudah masuk dan perhatikan betul reaksi obatnya.

n. Sementara yang lain sudah siap dibawah dengan jaringnya untuk menjaga orangutan langsung jatuh ke tanah.

o. Pastikan dibawah tidak ada tunggal atau bungkul yang berbahaya.

Semua anggota team harus bisa menguasai keterampilan masing masing dan memiliki insting (penginderaan) yang kuat, karena di lapangan terkadang kenyataannya sebagian keluar dari jalur yang sudah disiapkan. Seperti kita sudah siap jaring di bawah tetapi saat orangutan jatuh sebelumnya tangan atau kakinya sempat berpegangan atau tersangkut di dahan yang lain sehingga jatuhnya orangutan jauh dari jaring yang disiapkan. Terkadang juga orangutan sebelum terbius total justru malah naik tinggi sekali atau cari tempat cabang atau bahkan masuk ke sarang sehingga tidak mau jatuh, sehingga team harus ada yang naik keatas pohon untuk mengambil. Untuk hal-hal seperti itu maka juga harus selalu disiapkan peralatan panjat sehingga keamanan anggota dan orangutannya sendiripun terjamin. Tetapi ada juga kejadian yang membuat tertawa dan hati team rescue (penyelamat) senang, karena ada beberapa orangutan sebelum terbius total justru mereka malah pelan-pelan turun sendiri dari pohon sampai ke tanah, sampai dibawah team tinggal menangkap untuk dimasukkan langsung ke kandang bila dekat dengan mobil atau ke jaring untuk dipikul apabila jarak dari mobil jauh. Banyak sekali kejadian unik dan aneh di lapangan yang ditemui.

FORINA, BOSF, YOSL-OIC, PANECO-YEL-SOCP, IAR INDONESIA, YP, FZS, RHOI, OF-UK, COP, UNMUL, UNAS, BKSDA. 2013. ‘4. Pembiusan’. Dalam B. Tahapan Pelaksanaan in Panduan Rescue (Penyelamatan) Orangutan Liar. Jakarta: Kementerian Kehutanan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, pp. 14-15.

Site by Platform Twenty Ltd.