Ketidaktampakan Orangutan (Orangutan In/visibilities): pameran digital
Orangutan yang kini berstatus terancam punah barangkali adalah hewan terpenting dan tertampak di dunia. Mereka menjadi simbol kepunahan internasional yang memiliki pengaruh kuat, sebab hanya dapat ditemukan di Pulau Borneo dan Sumatra. Sayangnya, hewan kharismatik ini menjadi peringatan yang tragis akan skala dan kecepatan hilangnya keanekaragaman hayati di planet bumi.
Orangutan terkenal khususnya di kawasan Utara dunia, sebut saja di Eropa dan Amerika Utara, di mana orangutan menjadi bagian esensial dari gambaran besar yang dikelilingi gagasan-gagasan tentang spesies yang terancam punah, hutan hujan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan etika konsumsi. Contoh sederhana adalah bagaimana tergugahnya kesadaran konsumen Barat ketika melihat gambar bayi-bayi orangutan yang kehilangan induknya. Gambar-gambar tersebut menyadarkan mereka akan risiko kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh industri minyak kelapa sawit — umumnya digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan makanan dan produk-produk rumah tangga. Tak hanya saat melihat gambar bayi orangutan yatim piatu, rekaman-rekaman menyedihkan orangutan yang menjadi korban pembabatan atau kebakaran hutan juga menarik perhatian internasional, terutama saat dihubungkan dengan perubahan hutan hujan Borneo dan Sumatra yang begitu cepat dan ekstensif dalam beberapa dekade terakhir.
Galleries
Protokol
Mediasi dan Representasi
Keahlian dan Tenaga Kerja
Kolaborasi dan Kontestasi
Kredit dan Ucapan Terima Kasih
Pameran ini dikurasi oleh Liana Chua, Hannah Fair, Viola Schreer, Anna Stępień, Paul Hasan Thung, dengan kontribusi lebih lanjut dari Marc Ancrenaz (HUTAN), Jeremy Dwyer-Lindgren (Woodland Park Zoo), Helen Morrogh-Bernard dan Bernat Ripoll Capilla (Borneo Nature Foundation), International Animal Rescue Indonesia, Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Pusat Informasi Orangutan (Sumatra, Indonesia), Julie Sherman (Wildlife Futures) dan Yayasan Palung (Kalimantan Barat, Indonesia). Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Rut Dini Prasti H. dan disunting oleh Lestari Nugraheni.
Desain pameran ini dikerjakan oleh Jam Design Associates dan Platform Twenty Limited.
Pameran ini menerima dana dari European Research Council di bawah program penelitian dan inovasi European Union’s Horizon 2020 berdasarkan perjanjian hibah No. 758494. Kami berterima kasih kepada Arcus Foundation dan Brunel University London yang telah mendanai sebagian dari penelitian. Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Candie Furber atas masukan dan dukungan administratif yang luar biasa. Kepada Jade Warrington dan Dave Jones, terima kasih banyak atas kesabaran dan dukungannya terkait desain pameran. Terima kasih pula untuk Bernat Ripoll Capilla, Helen Morrogh-Bernard, Erik Meijaard, Edi Rahman, Heribertus Suciadi, Orangutan Foundation Inggris, Fransisca Ariantiningsih (Direktur YOSL-OIC), dan Tengku Jeni Adawiyah (Manajer Program Unit Respon Konflik Manusia-Orangutan, YOSL-OIC).
Terima kasih kepada RISTEK dan mitra penelitian kami, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Indonesia, atas bantuan dan dukungannya.
e-guestbook comments
Read more guest commentsVery interesting and educative exhibition, especially if you’re concerned with loss of species and biodiversity on […]
Dion
Wonderful work and thought-provoking exhibition.
Dr. Wim Peumans
A comprehensive set of photos showing conservation efforts from the ground up. Keep up the great […]
Happy