Go back to Exhibition home

Mediasi dan Representasi

Orangutan tidak menjadi terkenal di kancah internasional hanya dalam waktu semalam. Begitu pun representasi mereka yang telah berubah selama bertahun-tahun. Pada abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh misalnya, orangutan secara luas digambarkan sebagai makhluk liar aneh yang mirip dengan manusia. Hewan primata ini dijadikan koleksi oleh pejabat kolonial, para petualang, dan naturalis sebagai piala atau spesimen. Baru sekitar tahun 1960-an dan 1970-an — berkat kombinasi minat ilmiah, advokasi, dan munculnya tren lingkungan — orangutan dinyatakan sebagai spesies terancam punah yang perlu diselamatkan. Kenampakan orangutan pun semakin meningkat sejak pertengahan tahun 2000-an, ketika mereka semakin sering diberitakan sebagai korban industri kelapa sawit yang merusak hutan hujan di Borneo dan Sumatra. Baru-baru ini, orangutan dan rumah hutan hujannya telah menjadi simbol kuat bagi kesehatan dan kesejahteraan planet bumi. Nasib mereka dikaitkan dengan perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati secara masif, dan ancaman lingkungan lintas-batas seperti kebakaran hutan dan pencemaran kabut asap.

Read more

Bagaimanapun, gambar-gambar yang disajikan tidak mampu berbicara sendiri. Menjadikan foto orangutan ataupun data ilmiah sebagai pesan konservasi membutuhkan kerja yang matang dan terpadu. Proses ini melibatkan representasi orangutan, kepunahan dan konservasi secara khusus. Tujuannya adalah agar representasi tersebut menjangkau orang yang tepat dan menghasilkan efek yang kuat. Hal ini juga melibatkan kerja mediasi oleh berbagai pihak, mulai dari aktivis hingga fasilitator lokal di tingkat tapak. Keterlibatan berbagai pihak diharapkan dapat menerjemahkan, menjelaskan, melokalisasi, dan mendiskusikan pesan-pesan konservasi. Walaupun demikian, kegagalan dan kesalahpahaman dapat saja terjadi. Oleh karenanya, diperlukan kreativitas dalam penyampaian pesan karena para audiens merespons dengan berbagai cara yang berbeda.

Galeri ini mengeksplorasi bagaimana konservasi orangutan direpresentasikan dan disajikan kembali kepada beragam audiens dengan tujuan tertentu dan melalui tindakan mediasi yang berbeda-beda. Beberapa gambar mengungkapkan bagaimana kepunahan orangutan tampak jelas dari jauh bagi khalayak yang tinggal di Inggris, di mana mereka dapat ikut terlibat dalam kegiatan edukasi dan penggalangan dana yang dilakukan oleh para pendukung konservasi orangutan atau melalui kegiatan amal untuk orangutan. Ada pula gambar-gambar yang menunjukkan bagaimana pesan konservasi disebarluaskan, diterjemahkan dan ditanggapi dalam berbagai konteks di Borneo dan Sumatra. Di beberapa kasus, pesan-pesan konservasi tersebut ditanggapi dengan sangat antusias, meskipun di banyak kasus lain, pesan konservasi tidak diindahkan atau sekadar jadi angin lalu.

Dengan menampilkan contoh yang serupa dengan karya pada galeri Kolaborasi dan Kontestasi, gambar-gambar di galeri ini mengungkapkan bagaimana proyek ‘penyelamatan orangutan’ tidak selalu disepakati secara universal atau selalu relevan bagi orang-orang yang hidup di dalam dan sekitar habitat orangutan. Hal ini menimbulkan pertanyaan menantang tentang bagaimana cara menyelamatkan orangutan seraya mengakui, menghormati, dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat pedesaan yang juga hidup di dalam dan sekitar hutan.

Site by Platform Twenty Ltd.