Mediasi dan Representasi
Orangutan tidak menjadi terkenal di kancah internasional hanya dalam waktu semalam. Begitu pun representasi mereka yang telah berubah selama bertahun-tahun. Pada abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh misalnya, orangutan secara luas digambarkan sebagai makhluk liar aneh yang mirip dengan manusia. Hewan primata ini dijadikan koleksi oleh pejabat kolonial, para petualang, dan naturalis sebagai piala atau spesimen. Baru sekitar tahun 1960-an dan 1970-an — berkat kombinasi minat ilmiah, advokasi, dan munculnya tren lingkungan — orangutan dinyatakan sebagai spesies terancam punah yang perlu diselamatkan. Kenampakan orangutan pun semakin meningkat sejak pertengahan tahun 2000-an, ketika mereka semakin sering diberitakan sebagai korban industri kelapa sawit yang merusak hutan hujan di Borneo dan Sumatra. Baru-baru ini, orangutan dan rumah hutan hujannya telah menjadi simbol kuat bagi kesehatan dan kesejahteraan planet bumi. Nasib mereka dikaitkan dengan perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati secara masif, dan ancaman lingkungan lintas-batas seperti kebakaran hutan dan pencemaran kabut asap.